Jika Ikhlas Sudah Menjadi kebiasaan, jangan heran kalu hidup menjadi penuh kedamaian dan kasih saying, juga penuh kedamaian dan kasih saying, juga kemudahan dan berbagai kejaiban.
Pikiran negatif untuk manusia modern seperti sekarang ini dianggap sebagai ancaman bagi kelangsungan hidup yang penuh kesuksesan dan kebahagiaan, sehingga sedemikian rupa kita mencari cara untuk dengan berbagai macam metode pikiran positif. Namun lebih sering hasil yang diinginkan berbeda dengan kenyataan yang terjadi.
Pikiran-pikiran negatif tersebut hanya mampu kita atasi untuk beberapa waktu saja, ketika pikiran positif kita sedang lengah tak terkendali maka pikiran negatif yang semula kita sangka sudah menghilang entah kemana tiba-tiba muncul kembali dan mengambil kendali.
Ternyata pikiran negatif berupa ketakutan atau kekhawatiran itu tidak lari kemana-mana tetapi hanya mengendap dibawah sadar kita akibat dari tekanan atau penolakan yang kita lakukan terhadap energy pikiran tersebut yang efeknya semakin memperkeruh suasana di hati, hukum alamlah yang terjadi disini, dimana energy yang kita tekan tadi akan mendorong balik sejumlah tekanan yang kita berikan, sehingga terciptalah konflik dalam antara hati dan pikiran yang tidak seiring sejalan.
Dengan kondisi seperti ini kemudian kita berharap apa yang kita inginkan, apa yang kita cita-citakan dapat terwujud dengan mudah. Dapatkah anda bayangkan bagaimana hasilnya ketika kekuatan kita sudah terpecah seperti itu dimana keinginan yang kuat membuat pikiran dengan lantang untuk berkata sukses, makmur dan sebaginya, namun perasaan yang ada di hati berteriak lain dalam bentuk ketidaknyamanan, tidak percaya diri, ragu, bingung dan lain-lain. Inilah yang kemudian hari menjadi sumber stress karena kita merasa sudah berpikir positif untuk sukses namun hal itu tidak kunjung datang.
Kalaupun hal tersebut dapat diraih, hidup kita akan dipenuhi dengan ketidakseimbangan, dimana satu sisi kehidupan kita sukses sementara di sisi yang lain hancur berantakan, misalnya sukses dalam urusan karir, bisnis namun untuk urusan rumah tangga hasilnya berbanding terbalik seolah harus ada yang dikorbankan. Hal seperti ini tentu banyak sekali kita temui, contohnya di sekeliling kita, berapa banyak pengusaha yang kaya harta, akhirnya memilih untuk terjun bebas dari atas gedung, para selebritis yang gegap gempita awalnya namun berakhir dengan airmata penuh duka, atau para pejabat yang terpaksa harus mendekam di balik jeruji besi akibat ulahnya sendiri.
Disinilah pentingnya memper-hati-kan setiap pikiran-pikiran yang terlintas di kepala, sudah seiring sejalankah pikiran yang kekuatannya 12% dengan perasaan yang kekuatannya 88% karena ternyata berpikir positif saja tidaklah cukup, pikiran positif harus lahir dari perasaan yang positif juga.
Proses untuk menyatukan arah antara pikiran dan perasaan yang negatif menjadi positf itulah yang disebut sebagai seni atau keterampilan ikhlas melalui metode Quantum Ikhlas, karena pikiran yang negative atau perasaan yang negatif yang hakikatnya hanyalah energy ternyata hanya perlu di per-hati-kan, diakui atau diterima keberadaannya, diberi tempat di hati, untuk kemudian secara alami pikiran dan perasaan yang negatif tadi berubah bentuknya menjadi positif.
Dengan hati yang relatif lebih positif seperti itulah jalur energy Ilahi akan terbuka dan siap untuk kita gunakan, kita salurkan menuju cita-cita, harapan atau goal yang ingin kita tuju sehingga usaha yang kita lakukan akan mendapatkan power yang lebih dari Yang Maha Kuasa dalam bentuk kemudahan, pertolongan atau keajaiban yang semuanya adalah fitrah kita sebagai mahlukNya.
Dengan tersenyum, seorang pria yang tinggal di sebuah kompleks perumahan di Jakarta merelakan dan mengikhlaskan perasaanya begitu mendengar kabar sebuah mobilnya telah hilang dicuri. Dampaknya, ia justru mendapatkan ganti dua buahh mobil dan semuanya baru!
Dengan keikhlasan pemiliknya, sebuah rumah di Depok, Jawa Barat, yang disantroni kelompok pencuri selamat dari aksi penjarahan. Para pencuri tidak mengambil satupun barang yang ada di dalam rumah meski mereka sudah melihat bahkan memegangnya!
Seorang karyawati putus asa karena mendapatkan dua kali surat peringatan akibat target penjualan perusahaannya di Bekasi, Jawa Barat, sebesar Rp 1,5 milyar tidak pernah terkejar. Setelah ia ikhlaskan hatinya, keajaiban pun datang. Hingga setahun kemudian, ia berhasil memberi pemasukan ke perusahaan sebesar Rp. 80 milyar. Ia tak jadi dipecat dan justru dihadiahi berbagai bonus, seperti sebuah rumah, dua kali berangkat umrah, dan melanjutkan sekolah ke S2!
Ketiga kisah tersebut tidaklah mengada-ada. Semuanya merupakan kisah nyata yang dialami orang-orang yang telah menerapkan ’i|mu’ ikhlas dalam kehidupannya, ilmu yang sesungguhnya sudah diajarkan secara turun temurun oleh nenek moyang kita. Tentu kita tidak asing dengan saran seorang teman atau saudara ketika kita tertimpa masalah dengan melontarkan kalimat, “Sudah|ah, ikhlaskan saja .... ”
Kalau mau digali, sebenarnya kalimat itu bermakna sangat dalam. "Ketika masalah mendatangi kita dan kita bersedia mengikhlaskan perasaan kita terhadap masalah tersebut, maka Tuhan akan memberikan solusi untuk kita," kata Erbe Sentanu, pendiri Katahati Institute, lembaga pengembangan diri di Jakarta. Dan kalau Tuhan memberikan solusi, kata Erbe, maka solusinya bisa datang secara tidak terduga, atau dengan kata Iain, ajaib. Inilah yang terjadi dalam ketiga c0nt0h kasus di awal tulisan ini.
Erbe menegaskan, jalan keluar atau kemudahan tersebut memang sudah dijaminkan oleh Tuhan yang Dia tuangkan di sebuah surat dalam Alquran yang kira-kira berbunyi,“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. 65:2-4)
Ikhlas sendiri, bagi Erbe, memiliki arti keterampilan menyerahkan segala urusan kehidupan kepada Tuhan berlandaskan keyakinan dan kepasrahan atas kekuatan-Nya. Seperti saat kita mau menumpang pesawat terbang karena kita yakin bahwa sang pilot (yang tidak pernah kita lihat) akan mengantarkan kita selamat sampai ke tujuan. Sayang, di zaman yang serba cepat dan penuh kompetisi ini, keterampilan tersebut sudah terpinggirkan. Akibatnya, selain semakin banyaknya manusia stres, krisis demi krisis terus terjadi.
KEAJAIBAN IKHLAS ITU ILMIAH
Bagi kita, bangsa Indonesia, ikhlas bukanlah merupakan hal yang baru. Menurut Erbe, ini karena ikhlas sudah merupakan fitrah manusia sejak dilahirkan di dunia. Dan nenek moyang kita tahu itu sehingga muncullah ajaran-ajaran untuk selalu ikhlas. R.M.P. Sosrokartono, kakak kandung RA Kartini, misalnya, terkenal dengan salah satu ajarannya, trimah mawi pasrah (menerima dengan pasrah), yang mencakup “ikhlas terhadap apa yang terjadi, nlenerima apa yang dijalani, dan pasrah terhadap apa yang akan ada."
First Lady pertama RI, Fatmawati Soekarno, sewaktu menunaikan ibadah ke Tanah Suci untuk terakhir kalinya, pergi bertiga dengan istri-istri musuh politik Bung Karno. Ketika akhirnya meninggal di Malaysia pun, ia ditunggui mereka bertiga. Menariknya, ketika Bung Karno meninggal, yang menyalatkan jenazahnya adalah Buya Hamka, orang yang pernah dijebloskannya ke dalam penjara. Kita bisa menarik pelajaran bagaimana konflik bisa terselesaikan dengan manis melalui keikhlasan hati yang ditunjukkan semuapihak yang memiliki hati yang besar.
Kalau benar-benar kita amati, selain ikhlas, keajaiban atau kejadian yang sulit dipercaya, juga bukan hal yang aneh. Sebetulnya kita sering atau pernah mengalami. Dan jika diperhatikan, keajaiban tersebut biasanya terjadi saat kita sudah menyerah kepada keadaan. Ini karena ketika kita menyerah, biasanya kita memasrahkan semuanya kepada Tuhan dan ikhlas apa pun yang terjadi. "Maka, saat itulah Tuhan memberikan solusinya secara tidak diduga-duga seperti yang Dia janjikan," kata Erbe.
Sesungguhnya, tandas Chief Facilitator berbagai pelatihan teknologi spiritual ini, ikhlas dan keajaiban itu adalah sebuah mekanisme alamiah yang ilmiah. llmu Fisika Kuantum menjelaskan bahwa semua benda di alam semesta ini, baik yang tampak mau-pun yang tidak, bahan bakunya sama, berupa vibrasi energi yang memiliki kecerdasan dan kesadaran yang hidup yang disebut quanta. Kalau dilihat melalui mikroskop nuklir, benda-benda padat yang ada di sekeliling kita sama sekali tidak terlihat padat, tapi hanya berupa rongga berisi getaran quanta.
Salah satu hukum Fisika Kuantum juga menyebutkan bahwa tingkah Iaku partikel yang berubah-ubah dari benda padat menjadi getaran vibrasi dan sebaliknya itu sangat tergantung dari niat penelitinya. Ini bisa berarti bahwa semua benda yang Anda Iihat merupakan susunan energi quanta yang tercipta oleh kerja pikiran dan perasaan kita sendiri.
Hal itu sesuai dengan hukum semesta, Law ofAttraction, yang menyebutkan, setiap energi akan menarik energi yang sejenis. Dan karena pikiran dan perasaan itu bahan dasarnya adalah juga quanta, maka keduanya akan menarik apa yang kita pikirkan atau rasakan.
Ini pula yang terjadi ketika seseorang sedang mengikhlaskan perasaan nya terhadap masalah yang tengah dihadapinya. Ia sedang menyelaraskan pikiran dan perasaannya dengan kehendak Ilahi di level kuantum untuk menarik apa yang ia inginkan tersebut. “Maka, solusi yang kemudian hadir itu sebenarnya karena ‘kita undang’, bukan tanpa sebab apalagi ajalb," jelas penulis buku Iaris Quantum lkhlas dan The Science and Miracle of Zona lkhlas ini.
Tentu saja, Erbe melanjutkan, “keajaiban" itu akan hadir kalau kita mampu menciptakan kondisi ikhlas di hati kita dengan cara mengakses zona ikhlas yang ada di dalamnya. Zona ikhlas ini adalah wilayah di dalam hati yang bersifat kuantum yang diyakini para ilmuwan sebagai sumber , segala hal yang dibutuhkan umat manusia. Dalam ilmu pengetahuan, zona ini disebut dengan berbagai nama, seperti Zero Point Field, The Field, Divine Matrix, atau Unified Field.
Lynne McTaggart, peneliti yang menulis buku The Intention Experiment, menyebutkan adanya ruang kosong di alam kuantum di mana semua energi dilahirkan. Ia menamakan nya, Zero Point Field.
Sama dengan Lynne, Gregg Braden dalam bukunya, Divine Matrix, menunjukkan bahwa di dalam Matrix Ilahi itu tersimpan blue print semua ciptaan dalam bentuk ‘benih’ segala kemungkinan yang belum mewujud — balk maupun yang buruk, tergantung pikiran, perasaan, atau niat kita. Jadi, Erbe menegaskan, Zero Point Field, Divine Matrix, atau Zona Ikhlas inilah yang perlu kita akses dan olah dengan pikiran, perasaan, dan doa-doa yang positif untuk membuat perubahan di dalam kehidupan.
MENGAKSES ZONA IKHLAS
Untuk memasuki Kona Ikhlas, Erbe menyarankan brainwave management atau pengaturan gelombang otak agar mendapatkan gelombang yang sesuai dengan gelombang di Zona Ikhlas tersebut. Bila dlrekam dengan alat perekam gelombang otak, EEG (elektroensefalogram), otak terlihat memancarkan gelombang sesuai kondisi jiwa seseorang. Gelombang tersebut dibagi menjadi:
* Beta (14—i0oHz): kita berada dalam kondisi sadar penuh, konsentrasi, otak didominasi logika.
* Alpha (8-13,9Hz): kondlsl relaks, lstlrahat, nyaman, medltatli bahagla.
* Theta (4—;9Hz): kondlsl medltatif yang leblh dalam, khusyuk, domlnasl lntuisl.
* Delta (o,1—3,9Hz): kondlsl tldur lelap tanpa mimpl, tldak sadar; tidak merasakan punya badan.
Dari keempat gelombang otak tersbut, Alpha dan Theta merupakan plntu masuk ke bawah sadar (dunia kuantum) dI mana Zona Ikhlas Itu terletak. Untuk mencapal gelombang Alpha dan Theta, Erbe menjelaskan, maka otak perlu dllstirahatkan dengan cara relaksasl atau medltasi. Caranya, dengan menstimulir panca Indra kIta. Untuk Indra peraba, blsa dilakukan pemIjatan, sedangkan untuk Indra penglihatan klta melakukannya dengan melihat dan menikmati keindahan. Sementra untuk Indra pengecapan, blsa dilakukan dengan berpuasa, Indra pencluman blsa di Iakukan dengan aromaterapi, serta Indra pendengaran, klta blsa melakukannya dengan mendengarkan Irama alam atau metode terapl musik.
Begitu klta merasakan relaks, nyaman, dan perasaamperasaan posItIf Ialnnya, Itu artlnya otak kIta. sedang dlpenuhl gelombang Alpha. Inllah saat yang tepat bagi kita untuk memberslhkan piklran dan perasaan negatif, trauma atau memorl yang tersimpan di bawah sadar dan menggantlkannya dengan semua hal yang posltlf sehingga tercapallah kondisl ikhlas itu.
Tanda-tanda kelkhlasan Itu adalah kalau klta sudah mampu mengubah perasaan negative tersebut menjadl perasaan nyaman, damal, clnta, syukur dan bahagla. Bralnwave management juga blsa dllakukan dengan menggunakan teknologi terkini, yaItu audio bralnwave, yang kinl sudah mu|aI banyak dlgunakan dI Indonesia. Ini adalah teknologi digital yang dapat memudahkan penggunanya memasuki gelombang Alpha atau Theta secara otomatis melalul suara atau musik. Suara atau muslk itu direkam dalam sebuah compact dlsc (CD) dan dIsIsIpI frekuensl tertentu yang akan melakukan slnkronisasl dengan gelombang otak penggunanya sehlngga tercapallah kondlsi relaks atau medltatif yang dIIngInkan. “JIka menerapkan Ikhlas sudah menjadi suatu keblasaan, maka jangan heran jlka hasll akhlrnya adalah hldup yang tldak hanya penuh kedamaian dan kasih sayang, tapI juga kemudahan dan berbagal keajaIban,” ujar Erbe. Sungguh menyenangkan. Mau? I
Hijau identik dengan kesejukan, keberuntungan, dan kesehatan. Hijau juga melambangkan kesuburan alam, kehidupan, dan simbol fertilitas.
Lalu apa jadinya jika warna hijau kita hubungkan dengan hati kita sendiri, dapatkah anda bayangkan suasan hati yang sejuk, nyaman, sehat jiwa raga dan penuh keberuntungan (keajaiban). Di kala merah hati panas membara, membakar dan menghanguskan seisi dada, hijau hadir untuk menenteramkan jiwa di tempat ke-diam-annya, di hati yang ikhlas berserah kepada Yang Maha Kuasa.
Sahabat kita Erbe Sentanu, yang lebih akrab kita panggil mas Nunu rupanya diam-diam telah menyelami makna Hijau dalam hidupnya, jauh sebelum ditulisnya buku fenomenal Quantum Ikhlas dan The Science & Miracle of Zona Ikhlas dengan cover berwarna hijau dengan tulisan yang juga berwarna hijau. Rupanya itu sedikit rahasia mengapa kedua buku itu terasa lebih mengena di hati para pembacanya.
Mas Nunu sangat menyadari peran penting alam semesta dalam menemani tumbuhnya kesadaran baru yang menakjubkan dalam bentuk melimpahnya fasilitas kehidupan yang telah disiapkan oleh Yang Maha Kuasa untuk semua mahluk-Nya. Ia pun menyadari pentingnya hubungan antara manusia dan lingkungannya, keterkaitan antara kesejukan hijau di dalam hati dengan warna hijau yang terlihat di mata. Kesadaran-kesadaran seperti inilah yang membuatnya sering ’nekat’ melawan arus pola pikir masyarakat contohnya sekitar 16 tahun yang lalu ketika aturan lalu-lintas 3- in-1 diberlakukan di Jakarta untuk mengatasi kemacetan dan polusi, dengan ketajaman mata hatinya bahkan saat itu ia lebih dahulu menjawab tantangan ini dengan caranya sendiri dengan mengayuh sepeda ketempat kerjanya sebuah perusahaan multinasional dibilangan jalan Thamrin setiap hari.
Sebuah kebiasaan yang hingga kini tetap dipertahankan untuk menjaga kesehatan jantungnya agar senantiasa hijau sinarnya, inilah pula sedikit rahasia active meditation yang dilakukannya untuk mempertajam skill ke-hijau-an hatinya yang saat ini dengan kemajuan teknlogi dan konsep technospiritual yang dikawalnya bukan hal yang aneh untuk melihat langsung posisi hati kita apakah sedang hijau penuh suka-cita ataukah merah yang menyesakan dada.
Ini adalah pertanyaan paling popular dan share dari guru “LAO” “ Bagaimana tahunya seseoarng sudah praktek Law of attraction” dengan benar? Apakah perlu training lanjutan?? Hal ini selalu di jawab oleh Michel Loasier “ mempraktekkan latihan2 yang sederhana adalah kursus lanjutannya. ....Tapi ada 7 ciri2 umun jika orang sudah menjadi “master” LOA katanya
7 Top indicator tersebut adalah :
1. Paham dan menerima bahwa hukum ketertarikan adalah suatu proses yang secara konsisten pelan2 menghilangkan perasaan2 negatip dalam kehidupan dan mengganti dengan pikiran2 dan perasaan positip yang enak. Dan melalui latihan latihan bersyukur serta perasaaan enak kita bisa mulai melihat keajaiban2 kecil dan besar mulai terwujud pelan2 semakin berdatangan
2. Mempunyai kebiasaan baru selalu merubah pikiran dan perasaan diri sendiri dengan selalu memakai kata2 enak dan positip dalam kehidupan sehari2 dan mulai mengganti kata2 yang positip. Pemakaian kata “jangan” “tidak” pelan2 diminimalisir (ya mungkin kalo kecuali ujungnya kata2 yg positip boleh, tambahan saya). Kebiasaan kita selalu bertanya kontrastnya atau “kebalikan” pada setiap kejadian, “ Jadi, apa yang kita mau sebenarnya”? atau “ jadi yang enaknya apa ya kejadiannya?” kita sadar bahwa setiap saat hanya satu energi yg keluar dari hati kita. Usahakan rubah menjadi yang enak atau pas di feeling saja
3.Kita selalu melihat sisi “contrast” atau “kebalikan” pikiran dan perasaan untuk menjadi feeling enak pada saat feeling kita ngak enak, semakin hari semakin terbiasa dan mahir merubah2 ..ya seperti benapas lah mahirnya….
4. Kita perhatikan bahwa secara pelan2 kita mulai sedikit bertemu orang2 yang selalu negatip bahkan dalam kehidupan mulai banyak hal2 yg enak dan positip terjadi dalam hidup
5. Sudah menjadi kebiasaan yang alami untuk kita selalu bersyukur dan melihat sisi syukur atas semua kejadian kita setiap saat
6. Secara otomatis sering kita berkata apabila mendapat sesuatu “ Wah syukur saya telah menarik ini dan itu” (atau kita pilih kata2 yang sesuai dengan keyakinan kita yag pas, enak dan berpahala ..)
7. Kita mengerti dan paham benar bahwa kita mendapat sesuatu sesuai perasaan kita dan bertanggungjawab sepenuhnya atas semua kejadia positip dan negatip dalam hidup kita